Model-Model Desain Pengembangan Pembelajaran
MODEL-MODEL DESAIN PENGEMBANGAN PEMBELAJARAN
Model
pembelajaran merupakan suatu perencanaan atau pola yang dapat kita gunakan
untuk mendesain pola- pola mengajar secara tatap muka di dalam kelas atau
mengatur tutorial, dan untuk menentukan material/perangkat pembelajaran
termasuk di dalamnya buku-buku, film-film, tipe-tipe, pro- gram-program media
komputer, dan kurikulum (sebagai kursus untuk belajar). Setiap model
mengarahkan kita untuk mendesain pembelajaran yang dapat membantu siswa untuk
mencapai berbagai tujuan (Kosassy, 2019).
Adapun macam-macam model desain
pengembangan pembelajaran sebagai berikut:
A.
Model Borg and Gall
Model pengembangan Borg & Gall merupakan model dalam metode Research and Development (RnD) yang muncul paling awal untuk memandu prosedur pengembangan produk pembelajaran atau instruksional. Model Borg & Gall muncul pada tahun 1983. Tahap penelitian dan pengembangan yang dikemukakan oleh Borg & Gall terdiri dari 10 langkah, yaitu:
1)
Research and Information Collecting
Pada tahapan ini meliputi pengukuran kebutuhan, studi
literatur, penelitian dalam skala kecil, dan pertimbangan-pertimbangan dari
segi nilai.
2)
Planning
Tahapan ini meliputi identifikasi kemampuan-kemampuan
yang diperlukan dalam pelaksanaan penelitian, merumuskan tujuan yang hendak
dicapai, desain atau langkah-langkah penelitian, dan kemungkinan pengujian
dalam lingkup terbatas.
3)
Develop Preliminary Form of Product
Tahapan ini meliputi persiapan komponen pendukung,
menyiapkan pedoman dan buku petunjuk, dan melakukan evaluasi terhadap kelayakan
alat-alat pendukung.
4)
Preliminary Field Testing
Kegiatan pada tahap ini dilakukan uji coba lapangan
awal dalam skala terbatas dengan melibatkan subjek sebanyak 6 – 12 orang.
5)
Main Product Revision
Tahapan ini dilakukan perbaikan terhadap produk awal
yang dihasilkan berdasarkan hasil ujicoba awal. Perbaikan ini sangat mungkin
dilakukan lebih dari satu kali, sesuai dengan hasil yang ditunjukkan dalam
ujicoba terbatas, sehingga diperoleh draft produk (model) utama yang siap
diujicoba lebih luas.
6)
Main Field Testing
Tahap ini dilakukan uji coba lapangan pada subjek
penelitian yang lebih luas (lebih dari jumlah subjek pada uji lapangan awal),
sehingga melibatkan user atau sasaran dari produk yang dikembangkan.
7)
Operational Product Revision
Pada tahap ini dilakukan perbaikan/penyempurnaan
terhadap hasil uji coba lebih luas, sehingga produk yang dikembangkan sudah
merupakan desain produk yang siap divalidasi.
8)
Operational Field Testing
Melakukan uji validasi terhadap produk yang telah
dihasilkan.
9)
Final Product Revision
Tahap terakhir yakni melakukan revisi final terhadap
produk yang dikembangkan untuk mendapatkan hasil produk yang layak dan
berkualitas.
10) Dissemination
and Implementation
Langkah penutup dalam model Borg & Gall ini yakni
menyebarluaskan produk yang telah dikembangkan.
B.
Model Dick and Carey
Model pengembangan ini ada kemiripan dengan model yang
dikembangkan Kemp, tetapi ditambah dengan komponen melaksanakan analisis
pembelajaran. Terdapat beberapa komponen yang akan dilewati di dalam proses
pengembangan dan perencanaan tersebut. Urutan perencanaan dan pengembangan model
ini sebagai berikut:
1)
Identifikasi Tujuan (Identity Instructional
Goals)
Tahap awal model ini adalah menentukan apa yang
diinginkan agar siswa dapat melakukannya ketika mereka telah menyelesaikan
program pengajaran.
2)
Melakukan Analisis Instruksional (Conducting a
Goal Analysis)
Analisis ini akan menghasilkan carta atau diagram
tentang keterampilan-keterampilan/konsep dan menunjukkan keterkaitan antara
keterampilan konsep tersebut.
3)
Mengidentifikasi Tingkah Laku Awal/Karakteristik
Siswa (Identity Entry Behaviours, Characteristic)
Tujuannya untuk mengetahui karakteristik khusus siswa
yang mungkin ada hubungannya dengan rancangan aktivitas-aktivitas pengajaran.
4)
Merumuskan Tujuan Kinerja (Write Performance
Objectives)
Selanjutnya akan dirumuskan pernyataan khusus tentang
apa yang harus dilakukan siswa setelah menyelesaikan pembelajaran.
5)
Pengembangan Tes Acuan Patokan (Developing
Criterian-Referenced Test Items)
Pengembangan tes acuan patokan didasarkan pada tujuan
yang telah dirumuskan, pengembangan butir asesmen untuk mengukur kemampuan siswa
seperti yang diperkirakan dalam tujuan.
6)
Pengembangan Strategi Pengajaran (Develop
Instructional Strategy)
Strategi akan meliputi aktivitas preinstruksional,
penyampaian informasi, praktek dan balikan, testing yang dilakukan lewat
aktivitas.
7)
Pengembangan atau Memilih Pengajaran (Develop
and Select Instructional Materials)
Tahap ini akan digunakan strategi pengajaran untuk
menghasilkan pengajaran yang meliputi petunjuk untuk siswa, bahan pelajaran,
tes dan panduan guru.
8)
Merancang dan Melaksanakan Evaluasi Formatif
(Design and Conduct Formative Evaluation)
Evaluasi dilakukan untuk me- ngumpulkan data yang akan
digunakan untuk mengidentifikasi bagaimana me- ningkatkan pengajaran.
9)
Menulis Perangkat (Design and Conduct Summative
Evaluation)
Hasil-hasil pada tahap di atas dijadikan dasar untuk
menulis perangkat yang dibutuhkan. Hasil perangkat selanjutnya divalidasi dan
diujicobakan di kelas/diimplementasikan di kelas.
10) Revisi
Pengajaran (Instructional Revitions)
Tahap ini mengulangi siklus pengembangan perangkat
pengajaran. Data dari evaluasi sumatif yang telah dilakukan pada tahap
sebelumnya diringkas dan dianalisis serta diinterpretasikan untuk
diidentifikasi kesulitan yang dialami oleh siswa dalam mencapai tujuan
pembelajaran.
C.
Model ADDIE
1)
Analisis (analisa)
Tahap analisis merupakan suatu proses mendefinisikan
apa yang akan dipelajari oleh peserta didik Pada tahap ini, kegiatan utama
adalah menganalisis perlunya pengembangan model/metode pembelajaran baru dan
menganalisis kelayakan dan syarat-syarat pengembangan model/metode pembelajaran
baru. Tujuan tahap analisis ini adalah untuk mengetahui kelayakan apabila
metode pembelajaran tersebut diterapkan.
2)
Design (desain/perancangan)
Kegiatan ini merupakan proses sistematik yang dimulai
dari menetapkan tujuan belajar, merancang skenario atau kegiatan belajar
mengajar, merancang perangkat pembelajaran, merancang materi pembelajaran dan
alat evaluasi hasil belajar.
3)
Development (pengembangan)
Development dalam model ADDIE berisi kegiatan
realisasi rancangan produk. Dalam tahap desain, telah disusun kerangka
konseptual penerapan model/metode pembelajaran baru. Dalam tahap pengembangan,
kerangka yang masih konseptual tersebut direalisasikan menjadi produk yang siap
diimplementasikan.
4)
Implementation (implementasi)
Pada tahap ini diimplementasikan rancangan dan metode
yang telah dikembangkan pada situasi yang nyata yaitu di kelas. Tujuannya adalah
untuk membimbing siswa mencapai tujuan pembelajaran, menjamin terjadinya
pemecahan masalah, dan menghasilkan output kompetensi berupa pengetahuan,
keterampilan, dan sikap yang diperlukan dalam diri siswa.
5)
Evaluation (evaluasi/umpan balik)
Evaluasi dilakukan dalam dua bentuk yaitu evaluasi formatif
dan sumatif. Evaluation formatif dilaksanakan pada setiap akhir tatap muka
(mingguan) sedangkan evaluasi sumatif dilakukan setelah kegiatan berakhir
secara keseluruhan (semester) yang digunakan untuk mengukur kompetensi akhir
dari mata pelajaran atau tujuan pembelajaran yang ingin dicapai (Sari, 2017).
D. Model Kemp
1)
Identifikasi Masalah Pembelajaran
Tujuan dari tahap ini adalah mengindentifikasi adanya
kesenjangan antara tujuan menurut kurikulum yang berlaku dengan fakta yang
terjadi di lapangan, baik yang menyangkut model, pendekatan, metode, teknik
maupun strategi yang digunakan guru untuk mencapai pembelajaran.
2)
Analisis Siswa
Analisis siswa dilakukan untuk mengetahui tingkah laku
awal dan karakteristik siswa yang meliputi ciri, kemampuan, dan pengalaman baik
individu maupun kelompok.
3)
Analisis Tugas
Analisis ini adalah kumpulan prosedur untuk menentukan
isi suatu pengajaran, analisis konsep, analisis pemrosesan informasi, dan
analisis prosedural yang digunakan untuk memu- dahkan pemahaman dan penguasaan
tentang tugas-tugas belajar dan tujuan pembelajaran yang dituangkan dalam
bentuk rencana program pembelajaran (RPP) dan lembar kegiatan siswa (LKS).
4)
Merumuskan Indikator
Analisis ini berfungsi sebagai alat untuk mendesain
kegiatan pembelajaran, kerangka kerja dalam merencanakan dan mengevaluasi hasil
belajar siswa, dan panduan siswa dalam belajar
5)
Penyusunan Instrumen Evaluasi
Bertujuan untuk menilai hasil belajar, dan kriteria
penilaian yang digunakan adalah penilaian acuan patokan, hal ini dimaksudkan
untuk mengukur ketuntasan pencapaian kompetensi dasar yang telah dirumuskan.
6)
Strategi Pembelajaran
Kegiatan ini meliputi: pemilihan model, pendekatan,
metode, pemilihan format, yang dipandang mampu memberikan pengalaman yang
berguna untuk mencapai tujuan pembelajaran.
7)
Pemilihan Media atau Sumber Belajar
Keberhasilan pembelajaran sangat tergantung pada
penggunaan sumber pembelajaran atau media yang dipilih.
8)
Pelayanan Pendukung
Merinci pelayanan penunjang yang diperlukan untuk
mengembangkan dan melaksanakan semua kegiatan serta untuk memperoleh atau
membuat bahan.
9)
Evaluasi Formatif
Evaluasi formatif ini merupakan bagian penting dari
proses perancangan pembelajaran dan berfungsi sebagai pemberi informasi kepada
pengajar atau tim pengembang seberapa baik program telah berfungsi dalam
mencapai berbagai sasaran.
10) Evaluasi
Sumatif
Evaluasi ini dilakukan secara langsung mengukur
tingkat pencapaian tujuantujuan utama pada akhir pembelajaran. Sumber informasi
utama kemungkinan besar didapatkan baik dari hasil posttes dan uji akhir
pembelajaran. Penilaian sumatif meliputi hasil ujian akhir unit dan uji akhir
untuk pelajaran tertentu.
11) Revisi
Perangkat Pembelajaran
Setiap langkah rancangan pembelajaran selalu dihu- bungkan
dengan revisi. Kegiatan ini dimaksudkan untuk mengevaluasi dan memperbaiki
rancangan yang dibuat.
E. Model ASSURE
1)
Melakukan analisis karakteristik siswa (analyze
learner)
Mengidentifikasi karakteristik siswa yang akan
melakukan aktivitas pembelajaran. Analisis karakteristik siswa meliputi
beberapa aspek penting yaitu karakteristik umum, pengetahuan atau kompetensi
spesifik yang telah dimiliki sebelumnya, dan gaya belajar.
2)
Menetapkan tujuan pembelajaran (state
objectives)
Menetapkan tujuan pembelajaran yang bersifat spesifik.
Selain menggambarkan kompetensi yang perlu dikuasai oleh siswa, rumusan tujuan
pembelajaran juga mendeskripsikan kondisi yang diperlukan oleh siswa untuk
menunjukkan hasil belajar yang telah dicapai dan tingkat penguasaan siswa.
3)
Memilih media, metode pembelajaran, dan bahan
ajar (select methods, media, and materials)
Pemilihan metode, media, dan bahan ajar yang tepat
akan mampu mengoptimalkan hasil belajar siswa dan membantu siswa mencapai
kompetensi atau tujuan pembelajaran.
4)
Memanfaatkan bahan ajar (utilize
material)
Menggunakan metode sebelumnya dalam kegiatan
pembelajaran, namun sebelum menggunakan metode, media dan bahan ajar maka perlu
dilakukan uji coba untuk memastikan ketiga komponen tersebut dapat berfungsi
efektif. Setelah semuanya siap maka komponen tersebut dapat digunakan.
5)
Melibatkan siswa dalam kegiatan pembelajaran
(require learners a participation)
Memerlukan keterlibatan mental siswa secara aktif
dengan materi atau substansi yang sedang dipelajari. Siswa yang terlibat aktif
dalam kegiatan pembelajaran akan dengan mudah memelajari materi pembelajaran.
6)
Mengevaluasi dan merevisi program pembelajaran (evaluate
and revise)
Tahap evaluasi dilakukan untuk menilai efektivitas
pembelajaran dan juga hasil belajar siswa. Tahap ini dilakukan agar dapat
memperoleh gambaran yang lengkap tantang kualitas sebuah program.
F. Model Four-D
Model pengembangan 4-D (Four- D) merupakan model
pengembangan perangkat pembelajaran yang dikem- bangkan oleh S. Thagarajan,
Dorothy S. Semmel, dan Melvyn I. Semmel. Model pengembangan 4-D terdiri atas 4
tahap utama yaitu:
1)
Define (Pembatasan)
Tujuan tahap ini adalah menetap- kan dan
mendefinisikan syarat-syarat pembelajaran yang diawali dengan analisis tujuan
dari batasan materi yang dikembangkan perangkatnya. Tahap ini meliputi 5
langkah pokok, yaitu: (a) analisis ujung depan,
(b) analisis siswa,
(c) analisis tugas,
(d) analisis konsep, dan
(e) perumusan tujuan pembelajaran.
2)
Design (Perancangan)
Tujuan tahap ini adalah menyiap- kan prototipe
perangkat pembelajaran. Tahap ini terdiri dari 3 langkah, yaitu:
(a)
Penyusunan tes acuan patokan
(b)
Pemilihan media yang sesuai tujuan
(c)
Pemilihan format
3)
Develop (Pengembangan)
Tujuan tahap ini adalah untuk menghasilkan perangkat
pembelajaran yang sudah direvisi berdasarkan masu- kan dari pakar. Tahap ini
meliputi:
(a)
validasi perangkat oleh para pakar diikuti
dengan revisi,
(b)
simulasi yaitu kegiatan mengoperasionalkan
rencana pengajaran, dan
(c)
uji coba terbatas dengan siswa yang
sesungguhnya.
Hasil tahap
(b) dan (c) digunakan sebagai dasar revisi
4)
Disseminate (Penyebaran)
Tahap ini betujuan untuk menguji efektivitas penggunaan
perangkat di dalam KBM.
Referensi:
Kosassy, S. O.
(2019) ‘Mengulas Model-Model Pengembangan Pembelajaran dan Perangkat
Pembelajaran’, Jurnal PPKn dan Hukum, 14(1), pp. 152–173.
Sari, B. K. (2017) ‘Desain Pembelajaran
Model Addie Dan Implementasinya Dengan Teknik Jigsaw’, Prosiding Seminar
Nasional Pendidikan, pp. 87–102.
Yaumi, M. (2018). Media & Teknologi Pembelajaran.
Jakarta: Kencana.
Written by:
Nabila Anissa Putrie, Undergraduate Student Chemistry Education at State University of Jakarta, 2020
Get Connected with Me at:
https://www.instagram.com/anissaptrn/
linkedin.com/in/nabila-anissa-putrie-a4a56b17b
Komentar
Posting Komentar